BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaan. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika di tanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu (Umar Tirtarahardja, 2010).
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dengan tujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang meliputi Pasal Ayat yang menetapkan berbagai sistem pengembangan pedidikan untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu berdasarkan dasar, fungsi dan mutu pendidikan yang di harapkan, beserta prinsip pelenggaraan, hak dan kewajiban orang tua, masyarakat, pemerintah dan pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didik (www.kemendagri.go.id/media/documents/2016/05/11/u/u/uu_nomor_8_tahun_2016).
1 |
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa pendidikan tinggi sebagai sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan. Untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan atau professional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa. Pendidikan dapat diperoleh secara formal dan non formal (Rohayu, 2014).
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kemajuan suatau bangsa karena tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam manusia sehingga menciptakan insan-insan yang berkualitas. Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu unsur pembentuk karakter yang berketuhanan dan memiliki jiwa pemersatu bangsa. Selain itu pendidikan juga berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak dan kepribadian (Hendra Kusuma, 2014).
Bangsa yang beradab. Dalam Undang-Undang No 22 tahun 2016 Proses belajar mengajar yang efisien akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa yang dinyatakan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan dan keterampilan-keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar (www.kemendagri.go.id/media/documents/2016
/05/11/u/u/uu_nomor_8_tahun_2016).
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa jurusan akuntansi secara terus menerus dan mengingat kompleksnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa serta faktor-faktor tersebut bersifat situsional, maka perlu dilakukan optimalisasi fungsi semua faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Optimalisasi prestasi belajar mahasiswa dapat dilakukan dengan mengkaji tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa jurusan kesehatan (Rani Riyani, 2012).
Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun aspek psikomotorik. Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi di jadikan sebagai tolak ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa, maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula (Mustamin, 2013).
Prestasi belajar yang dicapai mahasiswa pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Pada umumnya semakin baik usaha belajar maka semakin baik pula prestasi yang dicapai. Tentunya hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain minat, motivasi, tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan lain sebagainya (Mustamin, 2013).
Minat belajar yang juga merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan prestasi belajar, merupakan landasan yang kuat di dalam belajar matematika. Karena dengan adanya minat belajar, mahasiswa akan termotivasi untuk belajar dan akan mampu meraih prestasi yang maksimal (Mustamin, 2013).
Motivasi merupakan faktor penting yang bersifat non intelektual, yang dapat mendorong mahasiswa mengekspresikan kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai suatu tujuan berupa prestasi belajar yang tinggi (Mustamin, 2013).
Selain minat dan motivasi, faktor tingkat pendidikan orang tua dianggap faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin positif sikapnya terhadap peranan sekolah. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan orang tua itu berkorelasi dengan sikap positif terhadap pendidikan. Selain itu, tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap pekerjaan dan berkorelasi dengan tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin besar pula penghasilan yang akan diperoleh. Mereka yang berpendidikan tinggi dapat terserap pada sektor-sektor modern (formal) yang memiliki penghasilan yang lebih besar dibanding dengan sektor tradisional (informal) (Mustamin, 2013).
Sarana belajar yang kurang memadai misalnya kurang terpenuhinya peralatan dan perlengkapan belajar seperti alat tulis, computer dan buku-buku referensi. Komputer bagi mahasiswa bisa dikatakan menjadi kebutuhan yang penting karena beberapa dosen memberikan materi dan tugas-tugas dengan format program komputer. Bagi sebagian masyarakat kelas bawah bisa dikatakan komputer termasuk dalam kategori barang mewah. Karena untuk mendapatkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga tidak semua orang tua sanggup mencukupi kebutuhan tersebut pada anaknya (Saliman, 2011).
Sedangkan prasarana yang belum memadai misalnya belum terpenuhinya ruang belajar dengan kondisi yang tenang dan jauh dari gangguan. Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang. Setiap siswa hendaknya memiliki ruang belajar yang memenuhi persyaratan fisik tertentu (Saliman, 2011).
Prestasi belajar bisa digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan seorang mahasiswa dalam jenjang pendidikan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar (Slameto, 2010 & Saliman, 2011).
Akademi kebidanan merupakan jenjang pendidkan tinggi yang berfungsi sebagai media pendidikan bagi mahasiswi dalam mempelajari ilmu pengetahuan terutama tentang kebidanan dan kesehatan. Dari hasil pengamatan evaluasi belajar mahasiswi kebidanan Tingkat II Semester III di Universitas .......................... tahun 2017, di dapatkan bahwa mahasiswi yang mengikuti ujian perbaikan pada semester pendek pada semester IV dalam tiap mata kuliah cukup banyak, ini menunjukkan rendah prestasi belajar mereka. Adapun unutuk mengetahui prestasi belajar setiap mahasiswi dapat di ukur dan dilihat dari hasil ujian final yaitu indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi komulatif (IPK) pada setiap semester ganjil dan genap dari setiap mahasiswi. Untuk IP rata-rata Universitas .......................... Tahun 2015 atau 2016 adalah 2,85 dari 167 mahasiswi dengan IPK rata-rata adalah 2,97 dari 167 mahasiswi.
Tinggi rendahnya prestasi yang dapat dicapai seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebutsaling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, sehingga penulis ingin meneliti tentang “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017?
2. Adakah pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017?
3. Adakah pengaruh Fasilitas Terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
b. Diketahuinya Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
c. Diketahuinya Pengaruh Fasilitas Terhadap Prestasi Belajar pada MahasiswiTingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan khususnya kepada pengaruh prestasi belajar mahasiswi.
- Manfaat Praktis
Sebagai informasi agar mahasiswi yang bersangkutan lebih meningkatkan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar.
- Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Tentang Prestasi Belajar
1. Prestasi Belajar
a. Definisi
Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti suatu program selain itu prestasi yang diperoleh di dasarkan pada kriteria tertentu sebagaimana yang diungkapkan oleh Nana (Sudjana, 2009).
Prestasi belajar merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Mudjiono, 2008).
Prestasi belajar adalah hasil akhir dari aktivitas belajar siswa atau mahasiswa yang dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka (Rini Risnawita, 2012).
Prestasi selalu di hubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan output dari proses belajar (M. Nur Ghufron, 2012).
9 |
Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni ; kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (Nasution dalam Sunarto, 2010).
Prestasi belajar merupakan hasil yang didapat dengan baik pada seorang siswa baik dalam pendidikan atau bidang keilmuan. Siswa memperoleh prestasi belajar dari hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian yang maksimal menurut kemampuan siswa pada waktu tertentu pada sesuatu yang dipelajari, dikerjakan, dimengerti dan diterapkan (Abdullah, 2008).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil yang di dapat melalui tiga aspek yakni ; kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Suryabrata (2009) secara garis besarnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas :
1) Faktor internal
Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain :
a) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.
b) Kondisi psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar Mahasiswa.
c) Kondisi panca indra
Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya.
d) Intelegensi/kecerdasan
Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.
e) Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing. Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.
f) Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai cita-cita.
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ini dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
a) Faktor keluarga, meliputi : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah/universitas/kampus, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat, meliputi : kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (M. Dalyono, 2011).
c. Batas Minimal Prestasi Belajar
Batas minimal prestasi belajar merupakan suatu kiat yang dibutuhkan guru untuk menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswa. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.
2. Belajar
a. Definisi
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang di alami siswa, baik keika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Muhibbin Syah, 2014)
Belajar adalah setiap perubahan perilaku yang di akibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya (Saifuddin Azwar, 2015)
Menurut James P. Chaplin dalam Muhibbin Syah (2014) learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari sembarang perubahan yang relatife permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek aktualisasi pengalaman.
Menurut Hintzman dalam Muhibbin Syah (2014) The Psychology of learning and memory, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) di sebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang di timbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme (Muhibbin Syah, 2014)
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakupan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, di dominasikan dan berkembang karena belajar (Suryabrata dalam Nyayu Khodijah, 2014).
Belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Karenanya pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat di perlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran (Nyayu Khodijah, 2014).
Belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan dan sikap, termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau menyusuaikan situasi yang baru (Lester D. Crow, 1985. dalam Nyayu Khadijah, 2014).
Belajar adalah suatu proses dimana sebuah aktifitas di bentuk atau di ubah melalui reaksi terhadap situasi yang di hadapi, yang dimana karakteristik perubahan terbentuk bukan di sebabkan oleh kecenderungan respon alami, kematangan atau perubahan sementara karena sesuatu hal (Nyayu Khodijah, 2014).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme yang merupakan suatu proses di sebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme dan bukan suatu hasil atau tujuan.
b. Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2008), suatu proses perubahan baru dapat di katakan sebagai hasil belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Terjadi secara sadar
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu sendiri. Artinya individu yang mengalami perubahan yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian, seseorang yang tiba-tiba memiliki sesuatu kemampuan karena dia di hipnotis itu tidak dapat di sebut sebaga hasil belajar (Nyayu Khodijah, 2014).
2) Bersifat fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar juga bersifat fungsional. Artinya, perubahan tersebut memberikan manfaat yang luas.
3) Bersifat aktif dan positif
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar bersifat aktif dan positif. Aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan usaha dan aktivitas dari individu sendiri untuk mencapai perubahan tersebut (Nyayu Khodijah, 2014).
4) Mencangkup seluruh aspek perilaku
Perubahan yang timbul karena proses belajar itu pada umumnya mencangkup seluruh aspek perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Ketiga aspek tersebut, saling berkaitan satu sama lain, karena itu perubahan pada satu aspek biasanya juga akan memengaruhi perubahan pada aspek lainya (Nyayu Khodijah, 2014).
c. Bentuk-bentuk belajar
Bentuk-bentuk belajar yang umum di jumpai dalam proses pembelajaran antara lain yaitu :
1) Belajar abstrak
2) Belajar keterampilan
3) Belajar sosial
4) Belajar memecahkan masalah
5) Belajar rasional
6) Belajar kebiasaan
7) Belajar apreasi
8) Belajar pengetahuan
d. Tahapan-tahapan dalam belajar
Sebagai suatu proses perubahan, aktivitas belajar mengandung tahapan-tahapan yang satu sama yang lain, bertalian secara berurutan dan fungsional :
1) Tahap perhatian (attentional phase)
2) Tahap penyimpanan dalam ingatan (retentional phase)
3) Tahap motivasi (motivation phase) (Nyayu Khodijah.
B. Tinjauan Tentang Variabel yang Diteliti
1. Motivasi Belajar
a. Definisi
Motivasi adalah sebuah konsep yang di gunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah dan indentitas perilaku individu (Nyayu Khodijah, 2014).
Motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya. Konsep motivasi juga di gunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam itentitas perilaku (Nyayu Khodijah, 2014).
Menurut Hamzah (2009), motivasi dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali belajar, motivasi dalam belajar sangatlah penting dikarenakan pengaruh untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu tenaga potensi untuk menjadikan perilaku atau tindakan, sedangkan motivasi merupakan pengerahan dan penguatan motif itu untuk di aktualisasikan diri dalam perbuatan nyata, dalam kaitannya dengan perilaku maka motif dan motivasi itu tidak dapat dipisahkan sehingga akan muncul konsep motivasi akan mencakup motif dan penguatan (Faradillah, 2013).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
b. Jenis-jenis motivasi belajar
Dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis, yaitu :
1) Motivasi intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tampa rangsangan atau bantuan orang lain.
2) Motivasi ekstrinsik
Yaitu disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran dan hukuman (Nyayu Khodijah, 2014).
c. Peran motivasi dalam mencapai keberhasilan belajar
Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi yang optimal selain kondisi kesehatan yag secara umum, inteligensi, dan bakat minat (Nyayu Khodijah, 2014).
Motivasi seseorang berasal dari kebutuhannya, sehingga perilaku manusia berorientasi pada pemuasaan kebutuhan dan pencapaian tujuan (Nyayu Khodijah, 2014, dalam Kolensnik, 1970).
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakan sebagai keseluruhan daya pengerak dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajr, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di kehendaki akan tercapai (Nyayu Khodijah, 2014).
2. Dukungan Keluarga
a. Definisi
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986, dalam Setiadi, 2008).
Dukungan keluarga merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajarnya, karena keluarga adalah faktor penting dalam individu. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada seorang siswa meliputi perhatian, support. Dukungan keluarga diberikan untuk mendapatkan rasa semangat pada siswa dalam proses belajarnya. Dengan dukungan dari keluarga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang tinggi di sekolahnya. Sebagai contoh dukungan dari keluarga yang diberikan kepada siswa adalah memperhatikan sekolahnya, menasehati jika siswa tersebut tidak mentaati peraturan di sekolah, memberikan fasilitas untuk kebutuhan sekolahnya, memperhatikan proses belajarnya, memperhatikan lingkungan pertemanannya, dan sebagainya (Wahyuningtyas, 2010).
Selanjutnya menurut Ruwaida (2006) mengatakan bahwa peran keluarga merupakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi segala hambatan serta gangguan baik dari luar maupun dari dalam diri siswa dalam meningkatkan prestsai belajarnya, dukungan keluarga dapat memberikan rasa aman dan perhatian bagi seorang siswa yang masih duduk di bangku sekolah untuk meningkatkan hasil belajarnya. Ekspresi yang diberikan keluarga melalui kehangatan, empati, dan penerimaan akan semakin membantu mewujudkan semangat siswa dalam proses belajarnya (Wahyuningtyas, 2010).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu hal yang dibutuhkan dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajarnya, dukungan keluarga meliputi perhatian dan support, karena keluarga adalah faktor penting dalam individu.
b. Tipe keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2012) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Tipe Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
d) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2) Tipe Keluarga Non Tradisional
a) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
d) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti–ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
c. Struktur keluarga
Menurut Setiadi, 2008, struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1) Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebaga dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
d. Fungsi keluarga
Menurut Setiadi, 2008 fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosial pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4) Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
3. Fasilitas
a. Definisi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Risa Agustina, 2011).
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda maupun uang (Arianto, 2012).
Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien (Muhroji,2011).
Menurut Djamarah (2010). Fasilitas adalah segala sesuatu yang memudahkan anak didik. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadai sangat penting demi pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksaan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pendidikan dan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien.
b. Peranan Fasilitas Belajar Dalam Proses Pembelajaran
Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar (Dalyono,2011)
Moh. Surya (2009) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, Keadaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar. Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.
c. Jenis-jenis Fasilitas Belajar
Menurut The Liang Gie (2008) fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1) Fasilitas belajar di sekolah
2) Fasilitas belajar di rumah. (Dalyono,2011)
d. Fasilitas belajar
1) Gedung sekolah
Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan menganggap sekolah tersebut sebagai sekolah yang ideal.
2) Ruang Belajar
Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang belajar yang effektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar (Setiadi, 2008).
Dengan demikian letak kelas sudah di perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan (Setiadi, 2008).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap sebagai hasil dari memperoleh pengetahuan dan pengalaman hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi yang pertama adalah hasil langsung yang berkenaan dengan diri mahasiswa sendiri dan pada sisi lain merupakan hasil tak langsung berupa dampak terhadap lingkungannya, dalam hal lain bagi guru, pembimbing, maupun masyarakat (Muhibbin Syah, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber pada diri siswa meliputi motivasi sedangkan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa yaitu dukungan keluarga dan fasilitas.
- Motivasi
30 |
- Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajarnya, karena keluarga dalah faktor penting dalam individu. Dukungan yang diberikan oleh kepada seorang siswa meliputi perhatian dan support (Wahyuningtyas, 2011).
- Fasilitas
Fasilitias adalah suatu alat yang dapat mempermudah atau membantu kita untuk melakukan suatu pekerjaan yang kita miliki (Syaiful B.D, 2011).
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan konsep berfikir diatas maka skema dibawah ini akan menggambarkan variabel –variabel yang akan diteliti.
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi hasil belajar.
Prestasi Belajar Mahasiswi |
Dukungan Keluarga
Fasilitas
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Variabel yang diteliti
C. Devinisi Operasional dan Kriteria Objektif
Untuk memberikan kemudahan didalam mengidentifikasi variabel yang diteliti, maka perlu ditetapkan batasan-batasan pengertian dari variabel tersebut.
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang di capai oleh siswa setelah menjalani serangkaian proses pembelajaran (Arif Budianto, 2013).
Kriterian Objektif
Baik : Jika nilai IP ≥ 2,75
Kurang : Jika nilai IP ≤ 3,25
2. Motivasi Belajar
Seseorang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat, sebaliknya motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. (Arif Budianto, 2013).
Kriteria Objektif
Ada : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50%
dari seluruh pertanyaan.
Kurang : Bila total jawaban responden menjawab tidak <
50% seluruh pertanyaan.
3. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah suatu hal yang dibutuhkan dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajarnya. Dukungan keluarga meliputi perhatian dan support, karena keluarga adalah faktor penting dalam individu (Arif Budianto, 2013).
Kriteria Objektif
Ada : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50%
dari seluruh pertanyaan.
Kurang : Bila total jawaban responden menjawab tidak <
50% seluruh pertanyaan.
4. Fasilitas
Fasilitas yang ada di lingkungan kampus yang mendukung dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium, (kamus besar bahasa indonesia), dikatakan lengkap jika semua ruangan nyaman, AC, LCD berfungsi dengan baik, kursi, meja dalam keadaan baik dan spidol, penghapus tersedia (Muhammad Fahmi Riza, 2013).
Kriteria Objektif
Cukup : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50%
dari seluruh pertanyaan.
Kurang : Bila total jawaban responden menjawab tidak <
50% seluruh pertanyaan.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertayaan penelitian .
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
b. Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
c. Ada Pengaruh Fasilitas Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
2. Hipotesis Nol (Ho)
a. Tidak Ada Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
b. Tidak Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan Universitas .......................... Tahun 2017.
c. Tidak Ada Pengaruh Fasilitas Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi Tingkat II di D III KebidananI Universitas .......................... Tahun 2017.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang di gunakan adalah metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu pengumpulan data baik untuk variabel risiko atau sebab (independen variabel) maupun variabel akibat (dependen variabel) dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus (Notoatmojo, 2012)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kampus V Universitas .......................... di Jl. Abdul Kadir No. 70.
b. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada bulan Agustus 2017
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi D III Kebidanan Semester III Universitas .......................... sebanyak 167 orang.
36 |
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2012). Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menggunakan teknik porposive sampling (acak sederhana).
Penentuan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Wiratna Surjaweni, 2014), yaitu sebagai berikut :
keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah total populasi
e = batas toleransi error
= 63 Responden
a. Kriteria Inklusi
1. Siswa yang bersedia menjadi responden
2. Berada di tempat pada saat penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden
2. tidak berada di tempat saat penelitan
D. Instrumen Penelitian
Untuk proses pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner, dokumentasi dan alat ukur dengan menggunakan skala Guttman.
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari fakultas prodi D III Kebidanan Semester III Universitas .......................... dan data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuisioner) yang diberikan kepada Mahasiswi Tingkat II di D III Kebidanan yang menjadi responden.
F. Pengolahan data
a. Memeriksa data (Editing)
Proses editing di lakukan setelah data terkumpul dan di lakukan dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan keseragaman data
b. Memberi kode (Coding)
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu di sederhanakan yaitu memberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean)
c. Menyusun Data (Tabulating)
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang di miliki sesuai dengan tujuan penelitian, tabel mudah untuk di analisis tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana maupun tabel silang.
G. Analisa data
Setelah data terkumpul kemudian di tabulasi dalam tabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik yang di gunakan adalah univariat dan bivariat dengan serta menggunakan jasa komputer SPSS versi 16.
a. Analisa univariat
Dilakukan terhadap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi, frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel.
Analisa Univariat dapat di hitung dengan rumus:
P = F/N X 100%
|
Keterangan :
P = Besar Persentase Jawaban
F = Frekuensi
N = Jumlah Soal (Notoatmidjo, 2007)
b. Analisa bivariat
Untuk melihat hubungan dari tiap variabel dengan menggunkan uji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Tabel Kontigensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom)
Variabel Independen |
Variabel Dependen |
Jumlah |
|
Kategori I |
Kategori II |
||
Kategori I |
A |
b |
a+b |
Kategori II |
C |
d |
c+d |
Jumlah |
a +c |
b+d |
a+b+c+d |
Dari tabel diatas didapatkan rumus untuk Chi-Square adalah sebagai berikut :
∑(0 – E)2
X2 =
E
Keterangan :
X2 : Chi-Square hasil perhitungan
0 : Frekuensi objektif
E : Frekuensi yang diharapkan
∑ : Jumlah
Interpretasi :
Hipotesis diterima apabila X² hitung >X² tabel (3,841) atau
p< 0,05. (Notoatmidjo, 2007)
H. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian ini berpedoman pada prinsip :
a. Informant Consent
Lembar persetujuan diberikan kepada calon responden yang akan diteliti yang memenuhi criteria inklusi. Bila calon responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak yang bersangkutan.
b. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
c. Considentialy
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar