Tugas.
V
UNSUR
INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL
SAYAP-SAYAP PATAH
1. Unsur
Intrinsik
a.
Tema :
adalah duka dibalik penderitaan sepasang kekasih yang dipisahkan oleh
tangan takdir dan kisah cinta pertama yang pahit.
b. Alur
: alur dalam novel ini adalah alur maju mundur
karna sebagian dari isis novel
menceritakan masa lalu Gibran.
c. Tokoh
dan Penokohan:
a. Selma Kerami
Selma
merupakan tokoh utama perempuan dalam Novel Sayap-Sayap Patah. Selma merupakan tokoh yang menjadi pusat penceritaan,
tokoh yang paling penting, yang banyak diceritakan dari awal hingga akhir
cerita dan selalu berhubungan dengan tokoh lain.
Macam-macam
karakter tokoh dalam novel Sayap-Sayap Patah dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Protagonis, tokoh aku (Kahlil Gibran), Selma Karamy
dan Faris Afandi.
2. Antagonis, tokoh uskup bulus Ghalib, dan mansour
Bey Ghalib.
Adapun
penokohan tokoh Selma adalah sebagai berikut:
·
Patuh
·
Taat kepada agama
·
Sentimental
·
Cantik dan cerdas
·
Santun, sopan dan bijak sana
·
Pendiam
b. Khalil Gibran
Khalil merupakan tokoh andalan dalam Novel Sayap-Sayap
Patah. Khalil merupakan tokoh yang sering muncul bersama tokoh utama Selma.
Adapun
penokohan tokoh Khalil sebagai berikut:
·
Setia
·
Tepat janji
·
Kutu buku
·
Sabar, rela berkorban, dan tegar
c. Farris Affandi
·
Baik dan Berhati Mulia
·
Kaya Raya
·
Penuh Kasih Sayang
d. Uskup Bulos
·
Tamak
·
Kejam
·
Pencuri, penipu
e. Mansour Bey
Ghalib
·
Culas, tamak, dan buruk perangai.
·
Penipu
·
Pezinah
·
Kejam
d. Latar
a. Latar Waktu
·
Bulan Nisan
·
Suatu hari
·
Malam
·
Akhir bulan
juni
·
Saat fajar
·
Saat matahari terbit
b. Latar tempat
·
Rumah teman Khalil
·
Suria
·
Leabanon Musim semi memang indah dimanapun itu
terjadi, namun tidak akan seindah di Lebanon.
·
Beirut
·
Taman yang indah
·
Rumah Faris Affandi
·
Pintu masuk taman
·
Rumah megah di ras Beirut
·
Kuil tua
e. Sudut Pandang Pengarang
Sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama karena
penulis menceritakan tentang pengalaman pribadinya.
f.
Amanat
Adapun amanat yang dapat diambil dari novel ini
adalah:
a. Tidak semua
pemimpin itu dapat berlaku bijaksana, janganlah terlalu patuh dan tunduk
padanya. Ikutilah dia dalam hal kebaikan saja.
b. Cinta dalam sebuah keterpaksaan belum tentu berakhir
dengan bahagia.
c. Perjuangkan cinta tulus dengan sekuat tenaga.
d. Jangan
memanfaatkan kekuasaan dan jabatan demi kepentingan pribadi.
e. Tidak
selamanya cinta harus saling memiliki.
f. Janganlah
terlalu larut dalam masa lalu.
g. Kita harus
menyadari keberadaan kita sebagai manusia dalam keadaan apapun kita harus
selalu ingat kepada Tuhan.
h. Kita harus
selalu menghormati dan menyayangi orang tua.
i.
Sopan dalam bertutur kata.
2. Unsur
ekstrinsik
a. Kondisi
Sosial saat novel
sayap-sayap patah di ciptakan
a.
Perempuan tidak ingin dikekang, dia menginginkan kebebasan
b.
Perempuan ingin diperhatikan
c. Perempuan ingin dihargai, mereka tidak ingin
ditindas dan dihina
b. Gaya Bahasa
` Gaya
bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini sangat khas, pengarang sering
menggunakan kata-kata perumpamaan yang indah seperti kata-kata puisi dan juga
menggunakan kalimat yang bermakna majas, salah satunya majas personifikasi,
adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang
mati yang tidak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat-sifat kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar