Nama : Nasgito
Candra
Nim : 10533
6812 11
Kelas : IV.D
Sinopsis
Novel Sayap-sayap Patah
Karya:
Khalil Gibran
a.
Sinopsis
Novel ini menceritakan bagaimana perasaan hati
seorang pria yang senantia menjaga amanah dari ayah teman wanitanya, Yang ingin
ia selalu menjaga anak perempuannya meskipun cintanya harus dipendam karena
wanita itu menikah dengan pria lain.
Tepat pada saat itu seorang muncul dari belakang
tirai beledu di pindu dan berjalan mendekati kami. Farris Effandi ( teman lama
ayahku ) dan aku bangkit dari tempat duduk kami “Ini anak perempuanku Selma “,
kata orang tua itu. Ia memperkenalkan gadis itu padaku. Dia bagaikan buku yang
tidak pernah bisa kuselesaikan membacanya. Karena setiap kunjungan memberiku
makna baru pada kecantikannya dan pandangan baru ke dalam jiwanya yang manis.
Satu jam berlalu, setiap menit adalah satu tahun cinta. Keindahan malam itu berubah ketika kereta yang mengantarkan ayahnya telah kembali dan mengatakan bahwa Selma akan dinikahkan dengan kemenakan Uskup Bulos, Mansour Bey Galib. Aku memberinya semangat meskipun hati ini terasa hancur karena putusan itu hadir disaat cintaku mulai tumbuh “Mari, Selma, mari kita menjadi menara yang kuat di tengah prahara. Mari kita berdiri seperti prajurit gagah berani dihadapan musuh dan menghadapi senjatanya. Jika kita terbunuh, kita akan mati sebagai orang suci, dan jika kita menang, kita akan hidup sebagai pahlawan. Menghadapi halangan dan kesulitan lebih mulia daripada mundur mencari ketenangan. “ ……….. Namun semua harus berjalan sesuai takdir yang telah dituliskan, Selma harus menikah dengan dan Mansour Bey.
Satu jam berlalu, setiap menit adalah satu tahun cinta. Keindahan malam itu berubah ketika kereta yang mengantarkan ayahnya telah kembali dan mengatakan bahwa Selma akan dinikahkan dengan kemenakan Uskup Bulos, Mansour Bey Galib. Aku memberinya semangat meskipun hati ini terasa hancur karena putusan itu hadir disaat cintaku mulai tumbuh “Mari, Selma, mari kita menjadi menara yang kuat di tengah prahara. Mari kita berdiri seperti prajurit gagah berani dihadapan musuh dan menghadapi senjatanya. Jika kita terbunuh, kita akan mati sebagai orang suci, dan jika kita menang, kita akan hidup sebagai pahlawan. Menghadapi halangan dan kesulitan lebih mulia daripada mundur mencari ketenangan. “ ……….. Namun semua harus berjalan sesuai takdir yang telah dituliskan, Selma harus menikah dengan dan Mansour Bey.
Sisi
ketegangan tetap terjadi dikala Selma tetap menemui sang kekasih secara diam –
diam. Bahkan Uskup Bulos memerintahkan kepada semua pelayan dan pengawalnya
untuk memperhatikan gerak – gerik Selma. Meskipun cinta diantara mereka sangat
besar, Selma tetap memilih mengakhiri pertemuan sembunyi – sembunyinya dengan
ciuman mesra yang pertama dan terkahir, karena dia tidak ingin sang kekasih
merasakan derita yang dia alami. Bertahan dikehampaan cinta sang kekasih, Selma
berusaha menjadi istri yang baik. Karena setiap hari Mansour selalu menanyakan
kapan Selma dapat memberinya keturunan, meskipun dia sendiri selalu sibuk
dengan wanita – wanita yang menjual tubuhnya hanya untuk sepotong roti. Doa
yang tak pernah putus selalu memberikan berita yang baik. Selma hamil, meskipun
ketika melahirkan dia harus berjuang antara hidup dan mati. Burung dengan sayap
– sayap yang patah tak selamanya mampu bertahan dan akhirnya Selma harus menghadap
Sang Pencipta setelah dia melahirkan bayi laki – laki yang usianya hanya
sebatas sinar matahari pagi.
Semua pengantar jenazah telah pergi, ketika aku bertanya kepada si penggali kubur “apakah anda ingat dimana Farris Effandi dimakamkan ? “ Dia memandangku sambil berkata ….”Disini, aku menempatkan anak perempuan diatasnya dan didada anak perempuan ini beristirahat anaknya…. …..”
Semua pengantar jenazah telah pergi, ketika aku bertanya kepada si penggali kubur “apakah anda ingat dimana Farris Effandi dimakamkan ? “ Dia memandangku sambil berkata ….”Disini, aku menempatkan anak perempuan diatasnya dan didada anak perempuan ini beristirahat anaknya…. …..”
b. Alur
Novel ini
menggunakan alur maju
c. Tema
Kasih Tak
Sampai
d. Sudut
Pandang
Sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama
karena penulis menceritakan tentang pengalaman
pribadinya
e. Tokoh
- Kahlil Gibran
- Selma Karamy
- Faris Effandi Karamy
- Uskup Bulos Galib
- Mansour Bey Galib
f. Bentuk
paragraf serta jumlah % pada paragraph
a. Paragraf Naratif
Paragraf
naratif yang terdapat dalam novel ini sebanyak 16,6%.
b. Paragraf Deskriptif
Paragraf
deskriptif yang terdapat dalam novel ini sebanyak 49,4%.
c. Dialog
Dialog
yang terapat dalam novel ini sebanyak 33,9%.
g. Istilah-istilah
Sulit
Uskup
: wali
gereja, pendeta
Pusara
: kubur,
kuburan ; tali, biasanya dalam arti kendali, pimpinan, yang
memegang
pimpinan Negara
Ngarai
: jurang
yang dalam diantara tebin yang curam
Nisan
: nama salah
satu bulan syamsiah (matahari) dalam bahasa suryani,
padanannya
adalah April
Isytar
: nama salah
satu tokoh dewa dalam mitologi Babilonia dan Assyria, dan
dikenal
sebagai Dewi Ibu Agung di Timur Tengah Purba. Dikenal di
phoenisia
sebagai Astarte atau Asytartoth, di Yunani sebagai Dewi
Aphrodite,
dan di Romawi sebagai Venus
Phoenisia
: wilayah purba yang terbentang sepanjang pantai Asia Barat dari Ugarith
(Ras
Shamra) hingga Accho (Acre,’Akka), sekarang menjadi wilayah
Republik
Libanon dan pantai selatan Suriah
h.
Biografi Pengarang
Kahlil
Gibran lahir di Bisharri, kota kecil di kaki Pegunungan Cedar nun di Lebanon
Utara, 6 januari 1883. Dialah penyair, pelukis dan pemikir yang mengunjungi
hati manusia di seantero dunia. Dengan jalinan metapora yang di petik dari alam
raya, ia menebarkan puisi dan prosa yang tak habis-habisnya memancarkan pesona.
Benih-benih seni dalam jiwa Gibran konon disemaikan oleh ibunya, Kamila. Ketika
berumur 12 tahun ia di ajak oleh ibunya tinggal di Boston, Ameika Serikat.
Namun tiga tahun kemudian Gibran kembali ke Libanon untuk memperdalam Bahasa
Arab. Sepeninggal ibunya, ia belajar mengarang dan melukis. Ia kemudian hijrah
ke Paris untuk mengembangkan pengetauhuanya di bidang seni. Akhirnya ia menetap
di New York dan wafat pada 10 april 1931. Ia di kebumikan di tanah
kelahirannya.
i.
Penerbit
PT. Dunia
Pustaka Jaya
j.
Cetakan
Ke-9,
tahun 2002
k. Jumlah
Halaman
132
halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar