Rabu, 03 Mei 2017

SKRIPSI SANITASI UDARA RUANG PADA PASAR TERONG KOTA MAKASSAR 2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
            Kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok dibidang kesehatan, Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan daya dukung untuk lingkungannya. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemaran udara yang dibuang ke udara bebas. Menurut peraturan pemerintah nomor 41 tahun 1999 yang berisikan jenis parameter udara pada baku mutu udara ambien yang berisikan antara lain: Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidrogen karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu), Dustfall (debu jantung), Pb (Timah Hitam) (Devi, 2001).
            Sebagai salah satu Negara  berkembang dengan jumlah penduduk lebih 210 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia masih menjadi masalah yang sangat kompleks terutama di kota-kota besar . Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia antara lain: Urbanisasi penduduk, tempat pembuangan sampah, penyendiaan air bersih, pencemaran udara, pembuangan limbah industry dan rumah tangga, bencana alam atau pengungsian, perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah (Chandra, 2007).
            Di Indonesia hingga saat ini masalah sanitasi merupakan masalah yang sangat serius, karena dari 100.000 kematian balita setiap tahun, 30% lebih diantaranya disebabkan oleh diare karena buruknya sanitasi. Maka sejak 27 maret 2008, kementerian pekerjaan umum telah mencanangkan Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Indonesia, dengan sasaran meningkatkan kepedulian dan komitmen pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat akan sanitasi, yaitu melalui kampanye nasional dalam bentuk community outreach dengan mengadakan Jambore Sanitasi  yang berfokus pada anak sebagai titik sentral (Chandra, 2007).
            Sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan  kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. selain oksigen terdapat Zat-zat lain yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid, jamur, virus dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampui ambang batas maka proses netralisir akan terganggu. Peningkatan konsentrasi Zat-zat di dalam udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia (Chandra, 2007).
            Sumber polasi udara dalam ruangan dapat berasal dari bahan-bahan sintetis dan beberapan bahan alamiah yang digunakan untuk karpet, busa, pelasis dinding, dan parbotan rumah tangga (asbestos, formaldehid, VOC), juga dapat berasal dari produk konsumsi (pengkilap perobot, perakat,kosmetik, pestisda/insektisida) (Susanna D. et al, 1998).
            Udara dapat dikelompokan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hamper 90% hidup manusia berada dalam ruangan 1. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di Negara yang  berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan 2. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika EPA pada tahun 1989 mengumunkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat dari pada diluar ruangan. Polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja hingga senilai US $10 milyar 3 (Susanna D. et al, 1998).
            Kehidupan pada sebuah pemukiman tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan berbagai fasilitas umum pendukung kebutuhan warga setempat. Secara umum sebuah permukiman membutuhkan beragam fasilitas umum yang terdiri dari sumber daya air, transportasi, ketenagalistrikan, energi, telematika, perumahan, perekonomian dan penyehatan lingkungan. Keberadaan fasilitas umum tersebut akan mendorong terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik dari segi kesehatan, ekonomi, produktivitas, dan sebagainya (M. Mursid, 2003).
            Salah satu fasilitas umum tersebut adalah pasar, sabagai tempat penunjang pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam pengertian sederhana, pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli pada tempat dan waktu tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa unsur pokok yaitu adanya penjual, pembeli, tempat dan waktu serta kesepakatan transaksi. Pasar yang demikian tersebut juga sebagai Pasar Tradisional. Berbeda dengan Pasar moderen dimana pembeli diberi barang kebutuhan dengan harga pasti (tidak ada tawar menawar) (M. Mursid, 1997).
            Jumlah kuman (kualitas bakteriologis) dalam ruangan pasar dipengaruhi oleh kondisi ventilasi dan luas ruangan. Dengan ventilasi yang baik dan luas ruangan yang memenuhi syarat dapat meminimalisasi pencemaran udara dalam ruang karena terjadinya sirkulasi udara yang baik, sehingga kesegaran udara selalu terpelihara. Keberadaan kuman di udara juga dipengaruhi oleh kecepatan angin, kelembaban, asap rokok dan pencahayaan.



B.    Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka disusunlah rumusan masalah penelitian ini dalam bentuk partanyaan penelitian yaitu “ Bagaimana sanitasi udara ruang pada Pasar Terong di kota Makassar tahun 2013”?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui sanitasi udara ruang pada Pasar Terong di Kota Makassar Tahun 2013
2.      Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui seberapa besar pencahayaan di Pasar Terong Kota Makassar Tahun 2013.
b.     Untuk mengetahui keberadaan ventilasi di Pasar Terong Kota Makassar.Tahun 2013.
c.      Untuk mengetahui angka kuman di udara pada Pasar Terong Kota Makassar Tahun 2013.
d.     Untuk mengetahui lantai dan dinding di Pasar Terong Kota Makassar Tahun 2013.
e.     Untuk mengetahui perilaku pedagang dan pembeli di Pasar Terong Kota Makassar Tahun 2013.



D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Memberikan informasi tentang sanitasi udara ruang pada pasar terong di Kota Makassar.
2.      Sebagai bahan masukan  bagi sanitasi terkait/badan pengelola dalam program  pengelolaan sanitasi uadara ruang pada Pasar Terong di Kota Makassar.
3.      Memberikan sumbangan ilmiah sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam penelitian faktor-faktor yang berperan dalam perbaikan sanitasi udara ruang pada Pasar Terong di Kota Makassar.

 
                      
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Umum tentang Sanitasi
             Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai factor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi berarti pengawasan faktor-faktor lingkungan fisik manusia sehingga dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan jasmine, rohani dan sosial (Slamet, 2004: 151). Menurut WHO sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha pengendalian dari semua faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan, dan sosial (Daud, 2003: 3).
             Sanitasi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan cocok untuk hidup sehat. Pengawasan sanitasi lingkungan terhadap lingkungan Pasar, maupun alat angkut sehingga lingkungan cocok untuk hidup sehat (Depkes RI 2007 : 2).
             Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin sehat dari manusia  (Daud, 2003 : 5).
7
 
             Lingkungan adalah tempat pemukiman dengan segalah sesuatunya dimana organisme hidup berserta segalah keadaan dan kondisinya, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat diduga mempengaruhi tingkat kehidupan organism itu (Slamet, 2004 : 35).
             Menurut kusnoputranto (2005) ruang lingkup sanitasi lingkungan lebih terbatas dibandingkan dengan ruang lingkungan. Adapun ruang lingkup sanitasi lingkungan adalah berusaha mengadakan pengawasan/pengendalian antara lain:
1.    Penyediaan air.
2.    Pembuangan, kotoran manusia, air buangan dan sampah.
3.    Makanan (susu) menjamin makanan tersebut aman, bersih dan sehat.
4.    Induvidu dan masyarakat terbiasa hidup sehat dan bersih.
5.    Arthropoda, binatang pengerat dan sebagainya.
6.    Kondisi udara bebas dari bahan-bahan yang berbahaya dari kehidupan manusia.
             Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa usaha sanitasi lebih menitikberatkan pada pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Masih tingginya angka kesekitan akibat penyakit menular di Indonesia yang dipengaruhi oleh keadaan fisik, biologis, dan lingkungan sosial.
             Allah berfirman dalam surah Ar Rum ayat 41-42 tentang Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi
http://hbis.files.wordpress.com/2007/11/ar-rum-41-42.png?w=498&h=143
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia,  supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan dimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)

             Ayat ini mengandunng Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia.
             Allah berfirman dalam Surah Al A’raf Ayat 56-58 tentang Peduli Lingkungan

http://hbis.files.wordpress.com/2007/11/al-araf-ayat-565758.png?w=498&h=308
Artinya :   “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi   sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)

             Ayat ini mengandung makna tentang lingkungan Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan
B.   Tinjauan Umum tentang Sanitasi Udara Ruang
             Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini sebenarnya meraka sudah sering kali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain (Chandra. 2007).
             Pengertian sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi kepada manusia terutama terdahap hal-hal  yang memberikan efek yang merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup (Suparlan, 1994).
             Menurut Depkes (1995), sepuluh sampai dengan dua puluh persen infeksi nosokomial disebabkan oleh penularan  melalui udara. Udara mengandung brbagai jenis organisme yang luar biasa banyaknya dan jumlah ini bergantung pada lokasi spesifik di Pasar, system ventilasi, kegiatan manusia dan jarak ke sumber organisme.
             Pengertian sanitasi udara  adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan (Palar, 2008). Udara juga merupakan atmosfer yang berada di keliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini.dalam udara terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet.
             Menurut “The Engineers” joint Council in Air Polution and Its Control, yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bahwa pencemaran udara diartikan hadirnya satu atau beberpa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar, antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan atau binatang maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat mempengaruhi  kelestarian  organisme maupun benda.
1.    Pencahayaan
      Cahaya matahari disamping berguana untuk menerangi ruangan, mengurangi kelembaban ruangan, mengusir serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh kuman penyakit menular misalnya TBC, penyakit cacar, influenza, penyakit kulit/mata, terutama cahaya matahari langsung. Selain sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet baik juga untuk pertumbuhan tulang anak-anak.
      Cahaya yang cukup untuk ruang-ruang pada pasar baik cahaya alam maupun buatan, tidak selalu menimbulkan panas yang mengganggu, tidak terganggu bayangan, sebaiknya cahaya matahari dibiarkan bebas masuk ruangan pada pagi hari semua jendela dan tirai terbuka. Sebaiknya di depan pasar jangan terhalang rumah atau pohon yang langsung menghalangi masuknya sinar matahari, apabila bangunan-bangunan tinggi, tembok pagar dan lain-lain (Suma’mur, 2009).
      Untuk cahaya buatan dalam hal ini lampu listrik digunakan pada malam hari. Untuk memperoleh cahaya yang memadai didalam ruangan pasar, perlu pengaturan cahaya, pengaturan isi ruangan agar tidak menghalangi cahaya yang masuk begitu pula dinding harus terang.
      Tujuan pencahayaan pada pasar adalah untuk menjamin akibat-akibat dampak negative bagi pembeli dan penjual maupun serta menjamin efisiensi dan kenyamanan dalam suatu ruangan pasar.
2.    Ventilasi
      Ventilasi merupakan proses untuk membuat udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
Ventilasi bertujuan:
a.    Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran.
b.    Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.
c.    Menghilangkan kalor yang berlebihan.
d.    Membantu mendapatkan kenyamanan termal.
      Suatu ruangan yang layak ditempati, misalkan kantor, pertokoan atau pasar, pabrik, ruang kerja, kamar mandi, binatu dan ruangan lainnya untuk tujuan tertentu, harus dilengkapi dengan:
a.    Ventilasi alami
      Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.
      Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan:
1)    Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi; dan
2)    arah yang menghadap ke : (1) halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah yang terbuka keatas. (2) teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau (3) ruang yang bersebelahan.
b.    Ventilasi mekanis atau sistem pengkondisian udara
Ventilasi alami pada suatu ruangan dapat berasal dari jendela, bukaan, ventilasi di pintu atau sarana lain dari ruangan yang bersebelahan (termasuk teras tertutup), jika kedua ruangan tersebut berada dalam satuan hunian yang sama atau teras tertutup milik umum, dan
1)    Dalam bangunan klas 2, dan hunian tunggal pada bangunan klas 3 atau sebagian bangunan klas 4, pada : (a) ruang yang diventilasi bukan kompartemen sanitasi. (b) jendela, bukaan, pintu dan sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai dari ruangan yang diventilasi. (c) ruangan yang bersebelahan memiliki jendela, bukaan, pintu atau sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap kombinasi luas lantai dari kedua ruangan; dan
2)    Dalam bangunan klas 5, 6, 7, 8 dan 9 : (a) jendela, bukaan, pintu atau sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 10% terhadap luas lantai dari ruang yang akan diventilasi, diukur tidak lebih dari 3,6 meter diatas lantai; dan (b) ruang yang bersebelahan mempunyai jendela, bukaan, pintu atau sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 10% terhadap kombinasi luas lantai kedua ruangan, dan
3)    Luas ventilasi yang dipersyaratkan dalam butir 1) dan 2) boleh dikurangi apabila tersedia ventilasi alami dari sumber lainnya.

3.    Angka Kuman di Udara
      Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membrane inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria, namun sekarang Archae bacteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membrane inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid (Postlethwaitdan Hopson, 2006).
      Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral. Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia.Bakteri ada yang dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada yang bersifat aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada oksigen, metabolismenya bersifat aerob  (Betsy dan Keogh, 2005).
      Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau container ada temperature tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri (Harley dan Presscot, 2002).
      Penghitungan angka kuman dapat dilakukan dengan membiakkan kuman yang akan dihitung pada media. Agar darah merupakan media kaya yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kuman baik kuman gram positif maupun gram negatif. Kuman dihitung berdasar jumlah koloni pada daerah tertentu dengan satuan CFU (Coloni Forming Unit)/cm2. Pada penghitungan angka kuman ini tidak dibedakan macam koloni. Tiap koloni berasal dari 1 bakteri, sehingga tiap koloni dianggap 1 bakteri.
      Jumlah mikroba dalam suatu  bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara. Namun secara garis besar dibedakan menjadi:
a.    Cara perhitungan langsung
     Cara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada saat dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun caranya:
1)  Pembuatan preparat sederhana yang diwarnai
2)  Menggunakan ruang hitung
b.    Cara perhitungan tidak langsung
     Cara perhitungan tidak langsung, hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak langsung akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun caranya:
1)  Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)
2)  Cara pengenceran
3)  Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable Number)
4)  Cara kekeruhan (turbiditas)
c.     Menghitung Angka Kuman Metode Pour Plate
     Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
     Dalam pour plate, sejumlah kecil inokulum dari kultur kaldu ditambah dengan pipet ke pusat cawan petri. Didinginkan, tapi masih cair, media agar dalam tabung reaksi atau botol kemudian dituangkan ke dalam cawan Petri. Hidangan tersebut kemudian diputar dengan lembut, atau bergerak maju-mundur (NS pertama, kemudian NW-SE, maka NE-SW), untuk memastikan bahwa budaya dan menengah secara menyeluruh dicampur dan menengah mencakup piring merata.Tuangkan piring memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh baik di permukaan dan di dalam medium. Sebagian besar dari koloni tumbuh dalam media dan dalam ukuran kecil dan mungkin konfluen. 
     Beberapa daerah koloni yang tumbuh di permukaan adalah dengan ukuran yang sama dan penampilan sebagai orang-orang di piring beruntun. Lempeng ini kemudian dapat digunakan untuk menguji anti-mikroba efek dari berbagai zat. Untuk informasi lebih lanjut lihat Investigasi tindakan antimikroba. Jika tidak, piring seperti ini bisa menjadi bagian dari penyelidikan dari populasi bakteri dalam sampel. Kultur pengenceran seri dengan cara ini memungkinkan perhitungan ukuran populasi dari sampel bakteri. Jika pengenceran dan volume inokulum, biasanya 1 cm3, diketahui, jumlah layak dari sampel per cm3 dapat ditentukan. Hitungan yang layak adalah jumlah bakteri atau rumpun bakteri per cm3. Para pengenceran yang dipilih harus menghasilkan antara 30 dan 100 koloni dihitung terpisah.
4.    Perilaku
      Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan  (stimulus) dari luar subyek tersebut, respon ini berbentuk dua macam:
a.    Bentuk pasif respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat orang lain, misalnya berfikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan, contoh : seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya kepuskesmas untuk di imunisasi. Contoh lain : seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia sendiri tidak ikut ke luarga bercana.
b.    Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara langsung, misalnya pada contoh ke dua tersebut si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunsasi.
c.     Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan.
d.    Dua unsur pokok respon, dan stimulus atau perangsangan, baik bersifat fasif (pengetahuan, persefsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice), sedangkan stimulus atau rangsangan terdiri dari 4 unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan dan lingkungan.
      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Perilaku ini antara lain mencakup:
a.    Prilaku sehubungann dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen, manfaat penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b.    Prilaku sehubungan dengan air kotor, yang menyangkut segi higiens, pemeliharaan teknik dan penggunaannya.
c.    Prilaku sehubungan dengan limbah, baik padat maupun limbah cair termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah yang sehat, serta dampak pembungan limbah yang tidak baik.
d.    Prilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi pencahayaan lantai, ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan  yang menggangu memenuhi psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah. Prilaku dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vector) dan sebagainya.
      Pedagang adalah orang yang melakukan usaha dengan modal relatif sedikit, berusaha di bidang produksi dan penjualan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu dan dilaksanakan pada tempat-tempat strategis dalam suasana lingkungan yang informal di dalam masyarakat (Deddy dalam Aryati Siwarini, 2009:20).
      Perilaku konsumen merupakan faktor penting dalam aktivitas perdagangan di sebuah Pasar. Perilaku konsumen tercermin dari bagaimana konsumen memenuhi kebutuhannya baik dalam memilih barang dan jasa maupun dalam memilih tempat berbelanja, yang dipengaruhi oleh lokasi, daya tarik, dan waktu (Hartshorn dalam Irawan, 2009:62).
5.    Lantai dan Dinding
      Lantai sangat menentukan bersih tidaknya suatu bangunan pada pasar sebab jika tidak mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak. Oleh karena itu lantai harus selalu dibersihkan, dipel dengan menggunakan bahan kimia sehingga lantai tetap menjadi bersih dan bebas dari kuman-kuman dan mikroorganisme.
      Pada dasarnya lantai dan dinding juga menunjang kualitas udara yang ada di ruangan. Keadaan udara yang lembab dan kotor kemungkinan sangat besar mikroorganisme untuk berkembang biak. Dengan  adanya ventilasi yang tidak memenuhi syarat, maka udara ruangan akan menjadi tidak sehat (Suma’mur, 2009).
      Lantai mempunyai kemungkinan besar menyebabkan infeksi dalam kondisi yang tidak bersih. Kotoran yang melekat diatas lantai sebenarnya membawa kuman kuman penyebab infeksi misalnya Salmonella Coli, Staphylococcus dan lain-lain. Oleh karena itu lantai harus dibersihkan berulang kali sehari (minimal 2 kali sehari) dengan tujuan untuk memelihara kualitas udara dalam ruangan agar selalu dalam keadaan bersih, dinding harus dalam keadaan bersih agar memberikan kesan yang menyenangkan baik pada pengunjung, penjual atau masyarakat lain yang datang pada pasar. Selain  itu juga menghindari sumber infeksi serta dapat memberikan kesegaran dan pemandangan yang menyenangkan.
      fungsi dinding luar dari bangunan luar pasar menghindarkan serangan hujan dan angin terhadap interior bagian ruangan pasar  dan juga melindungi interior terhadap panas atau dingin dari luar, disamping itu juga sebagai pelindung atap material yang selalu dipakai untuk dinding balai pengobatan ialah batu bata. Dinding pada pasar harus rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan. Untuk dinding yang selalu terkena percikan hujan harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (Suma’mur, 2005).
C.   Tinjauan Umum tentang Pasar
1.  Pengerian Pasar
Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk  fasilitasnya dimana penjual dapat memperdagangkan dagangannya  dengan membayar retribusi. Pasar merupakan sekelompok  bangunan yang sebagaian beraturan dan sebagian tanpa atap, yang ditunjuk dengan keputusan DPRD dimana pedagang-pedagang berkumpul untuk memperdagangkan dan menjual barang-barang dagangannya sampah pasar merupakan masalah yang besar sekali dimana-mana, terutama Indonesia kerena sebagaian besar dari pasar terdiri dari pasar basah (sampah organik) sehinggah tumpukan-tumpukan sampah merupakan sarang lalat, tikus dan serangga lain yang tidak terhingga. Oleh kerana itu harus diusahakan tempat-tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang baik (Suparlan,1994).
Pasar merupakan salah satu tempat umum yang sering dikunjungi oleh masyarakat, sehingga memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantaraan vektor seperti lalat.
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat hubunganya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit. Sedangkan pengertian Pasar  sehat, merupakan tempat  dimana semua  pihak-pihak terkait  bekerjasama  untuk menyediakan  pangan yang aman, bergizi  dan  lingkungan yang  memenuhi  persyaratan kesehatan.
Fasilitas fisik merupakan sarana yang dapat membantu kelancaran proses produksi bahan makanan menjadi makanan yang siap disajikan, mencakup bangunan, ruangan, dan perabotan/peralatan yang ada dalam ruangan. Fardiaz (1999) mengungkapkan fasilitas fisik dalam penyelenggaraan makanan harus sesuai dengan fungsinya dan memerlukan desain khusus untuk mencegah kontaminasi makanan, memudahkan pemeliharaan, pembersihan, desinfektan, dan mencegah kontaminasi udara. Konstruksi. Bangunan untuk kegiatan pengolahan makanan harus memenuhi  persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku (Depkes 2002). Bangunan yang digunakan untuk penyelenggaraan makanan harus berlangsung pada lantai yang sama, sehingga dapat meminimalkan jarak antara tempat produksi hingga tempat penyajian makanan. Desain bangunan berorientasi pada sanitasi, keselamatan kerja, dan memperhatikan alur lalu lintas barang dan manusia, serta harus menyesuaikan dengan fungsi alat yang digunakan (Wirakusumah 1999).
Pasar pada masyarakat mempunyai peranan penting yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pusat kebudayaan. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya produsen dan konsumen. Melalui pasar, masyarakat dapat memperoleh kebutuhan produksinya seperti modal, peralatan dan tenaga. Di bidang distribusi pasar mempunyai peranan dalam menyebarluaskan barang-barang hasil produksi yang dibutuhkan masyarakat. Sedangkan di bidang konsumsi, pasar menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan lainnya (Depdikbud, 1990:159).
Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern
1)      Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Perpres No.112 Tahun 2007).
2)      Pasar Modern
Pasar Modern adalah pasar atau toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. Adapun ritel modern yang diatur keberadaan lokasinya bahwa minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. Berdasarkan luas lantai toko minimarket memiliki luas lantai < 400 m2 (Perpres No.112 Tahun 2007).
Menurut Koentjaraningrat dalam Aryanti Siwarni (2009:3) pengertian pasar adalah pranata yang mengatur komunikasi dan interaksi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengadakan transaksi pertukaran benda-benda, jasa ekonomi dan uang, dan tempat hasil transaksi yang dapat disampaikan pada waktu yang akan datang berdasarkan harga yang ditetapkan.
Upaya meningkatkan kualitas sanitasi pasar tradisional, Departemen Kesehatan sejak tahun 2008 telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008  tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dengan pembeli, dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dan membayar restribusi.
2.  Fasilitas Pasar
Menurut Lilananda dalam Indah Tri Wahyuni (2010:24), fasilitas pasar terdiri dari:
a.      Kantor Pasar
b.      Mushola
c.      Fasilitas listrik dan telepon
d.      Fasilitas pemadam kebakaran



BAB III
KERANGKA KONSEP
A.     Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
            Pada penilitian ini akan di gambarkan dengan metode deskritif mengenai sanitasi udara ruang pada pasar  terong yang di gambarkan dengan kerangka konsep. Untuk mencapai hasil penelitian, maka variabel tersebut diluangkan dalam model asumsi untuk menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
            Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka variabel yang akan diteiliti adalah:
1.  Pencahayaan
       Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan, mengurangi kelembaban ruangan, mengusir serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh kuman penyakit menular misalnya TBC, penyakit cacar, influenza, penyakit kulit/mata, terutama cahaya matahari langsung. Selain sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet baik juga untuk pertumbuhan tulang anak-anak.
2.  Ventilasi
29
 
Ventilasi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hawa segar dalam ruang perawatan untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Ventilasi yang kurang baik akan menyebabkan ruangan akan terasa pengap, panas dan cahaya matahari alami yang memancarkan sinar ultra violet yang dapat membunuh kuman dalam udara ruang atau tidak masuk ke dalam ruangan sehingga menyebabkan kesehatan penghuni ruang pasar terganggu.
3.              Perilaku
       Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan.
4.  Dinding dan Lantai
       Pada dasarnya lantai dan dinding juga menunjang kualitas udara yang ada di ruangan. Keadaan udara yang lembab dan kotor kemungkinan sangat besar mikroorganisme untuk berkembang biak. dengan adanya ventilasi yang tidak memenuhi syarat, maka udara ruangan akan menjadi tidak sehat
5.  Angka Kuman di Udara
       Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperticoccus, basil, dan spiral. Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia.



B.   Kerangka Konsep
       Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat digambarkan skema penelitian sebagai berikut:


 










Keterangan:
                        : Variabel Dependent
                        : Variabel Independent

C.   Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1.    Pencahayaan
Definisi Operasional
Intensitas cahaya setiap ruangan yang cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas.

Kriteria Objektif
a.    Memenuhi syarat                 : Jika intensitas cahaya minimal                                               100 Lux.
b.    Tidak Memenuhi Syarat     : Jika tidak sesuai dengan                                                  kriteria di atas.
2.    Ventilasi
Definisi Operasional
Ventilasi adalah adanya saluran yang dapat membantu sirkulasi atau pertukaran udara dan cahaya dari luar.
Kriteria Objektif
a.    Memenuhi syarat                 :  Jika luas ventilasi minimal 20%                                                dari luas lantai dan saling                                              berhadapan.
b.    Tidak Memenuhi Syarat      : Jika tidak sesuai dengan                                                kriteria di atas.
3.    Lantai dan Dinding
Definisi Operasional
Lantai dan dinding adalah adanya alas pijakan atau tumpuan dan pembatas dengan ruangan lain, pada setiap ruangan di pasar.
Kriteria Objektif
a.    Memenuhi syarat                 : Jika tidak lembab berwarna                                                terang dan kedap air.
b.    Tidak Memenuhi Syarat      : Jika tidak sesuai dengan                                                   kriteria di atas.
4.    Perilaku
Definisi Operasional
Perilaku pedagang dan pembeli yang bersih dan sehat.
Kriteria Objektif
a.    Baik                            : Jika pedagang dan pembeli tidak                                      merokok, menutup mulut bila batuk,                                      tidak meludah di lantai
b.    Buruk                                     : Jika tidak sesuai dengan kriteria  di                                     atas.
5.    Angka kuman di udara
Definisi Operasional
Bakteri memiliki habitat yang bervariasi dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam unsur manusia.
Kriteria Objektif
a.    Memenuhi Syarat                :  Jika para pengeceran yang                                                   dipilih harus menghasilkan                                                   antara 30 dan 100 koloni                                                dihitung terpisah.
b.    Tidak memenuhi syarat      :  Jika tidak sesuai dengan                                                    kriteria di atas.


 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGARUH REKRUTMEN, SELEKSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (TENDIK) NON-PNS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubunga...